PROGRAM
BIMBINGAN DAN PENYULUHAN
MTs NEGERI ................................................................
DEPARTEMEN AGAMA RI
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BANGODUA
Jl. PU Pengairan
No.2 Tukdana Kab. Indramayu 45272 Telp. (0234) 356361
BAB I
LATAR BELAKANG
Pendahuluan
Bab ini membicarakan mengenai
latar belakang perlunya dilaksanakan bimbingan dan penyuluhan di sekolah dengan
meninjaunya dari aspek sosial kolturil, pendidikan pada umumnya, masalah
perkembangan individu, masalah perbedaan
individual, masalah penyesuaian diri, masalah belajar.
1. Kultural
Latar Belakang Sosial
Sekolah
yang didalam fungsinya tidak dapat melepaskan diri dari situasi kehidupan
masyarkat tentu saja harus membantu murid-muridnya sebagai calon anggota
masyarakat. Sekolah harus membantu agar murid-muridnya mamu memecahkan berbagai
maslah yang dihadapinya sebagai akibat dari kemajuan-kemajuan sebagaimana
dikatakan diatas. Kegiatan kurikuler dan instruksionil merupakah salah satu
diantara kegiatan yang diberikan oleh sekolah terhdap murid-muridnya. Namun
disamping itu sekolah hendaknya membantu seara pribadi kepada murid-murid untuk
dapat memecahkan masalah tersebut. Dalam situasi inilah Bimbingan dan
Penyuluhan akan terasa diperlukan sebagai suatu bentuk dan pelayanan sekolah
kepada pribadi murid-murid.
2. Latar
Belakang Pendidikan
Proses pendidikan
dapat bersifat formil dan dapat informil. Pendidikan formil lazimnya yang
diberikan di sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan lainnya yang bersifat
formil, dan pendidikan yang informil yaitu pendidikan yang diberikan di dalam
lingkungan keluarga dan lingkungan lain yang sifatnya informil di luar sekolah
dankeluarga masih terdapat satu jenis pendidikan lagi, yaitu yang disebut
pendidikan non-formil.
Ruang lingkup
proses pendidikan di sekolah sekurang-kurangnya akan meliputi tiga bidang
kegiatan, yaitu :
1) Bidang pengajaran dan kurikuler
2) Bidang administratif dan kepemimpinan
3) Bidang pembinaan pribadi murid
3. Latar
Belakang Psikologis
a. Masalah perkembangan individu
Sekolah merupakan salah satu bentuk lingkungan yang bertanggung jawab dalam
memberikan asuhan terhdap proses perkembangan individu. Bimbingan dan
penyuluhan akan merupakan bantuan kepada individu di dalam memperoleh
penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya.
b. Masalah perbedaan individual
Beberapa perbedaan individu yang harus mendapat perhatian adalah antara lain
:
a)
Perbedaan
dalam kecerdasan (inteligensi)
b)
Perbedaan
dalam kecakapan
c)
Perbedaan
dalam hasil belajar
d)
Perbedaan
dalam bakat
e)
Perbedaan
dalam sikap
f)
Perbedaan
dalam kebiasaan
g)
Perbedaan
dalam pengetahuan
h)
Perbedaan
dalam kepribadian
i)
Perbedaan
dalam cita-cita
j)
Perbedaan
dalam kebutuhan
k)
Perbedaan
dalam minat
l)
Perbedaan
dalam pola-pola dan temp perkembangan
m)
Perbedaan
dalam ciri-ciri jasmaniyah
n)
Perbedaan
dalam latar belaang lingkungan
c. Masalah kebutuhan individu
Pada umumnya dikenal ada dua jenis kebutuhan pada diri individu, yaitu
kebutuhan biologi dan kebutuhan sosial. Beberapa diantara kebutuhan anak yang
harus kita perhatikan adalah :
1)
Kebutuhan
memperoleh kasih sayang
2)
Kebutuhan
memperoleh harga diri
3)
Kebutuhan
untuk memperoleh penghargaan yang sama dengan orang lain
4)
Kebutuhan
ingin dikenal
5)
Kebutuhan
memperoleh prestasi dan posisi
6)
Kebutuhan
merasa dibutuhkan orang lain
7)
Kebutuhan
merasa bagian dari kelompok
8)
Kebutuhan
rasa aman dan perlindungan diri
9)
Kebutuhan
untuk memperoleh kemerdekaan diri
d. Masalah penyesuaian diri dan kelainan ringkah laku
Dalam hal ini sekolah hendaknya memberikan bantaun agar setiap murid dapat
menyesuaian dirinya dengan baik dan terhindar dari timbulnya gejala-gejala
maladjusment. Sekolah hendaknya menempatkan diri sebagai suatu lingkungan yang
memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk tercapainya penyesuaian diri
yang baik
e. Masalah belajar
Sekolah
tentu saja mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu murid-murid agar
mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan
kepada murid-murid dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dari kegiatan
belajar. Disinilah penting dan perlunya Bimbingan dan Penyuluhan, yaitu untuk
membantu murid-murid agar mereka berhasil dalam belajar.
BAB II
PENGERTIAN BIMBINGAN DAN
PENYULUHAN
1. Arti
Bimbingan dan Penyuluhan
Bimbingan dan
penyuluhan merupakan terjemahan dari istilah Guidance & Counseling dalam
bahasa Inggris. Sesuai dengan istilahnya maka bimbingan dapat diartikan secara
umum sebagai suatu bantuan atau tuntutan. Namun untuk sampai kepada pengertian
yang sebenarnya kita harus ingat bahwa tidak semua bantuan atau tuntunan dapat
diartikansebagai guidance (bimbingan) . misalnya jika seorang guru membisikan
jawaban suatu soal ujian pada waktu ujian agar muridnya lulus, tentu bantuan
semacam itu bukan bantuan yang dimaksud dengan bimbingan. Jadi bentuk bantuan
bimbingan tersebut membutuhkan syarat tertentu, prosedur tertentu, pelaksanaan
tertentu dan sistimatik sertadasar dan tujuan tertentu.
Bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan
(Contiuous Process). Hal ini mengandung arti bahwa kegiatan bimbingan bukan
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara kebetulan, insidentil,
sewaktu-waktu, tidak disengaja, asal saja dan saebagainya, melainkan suatu
kegiatan yang dilakukan secara sistimatis, sengaja, berencana, kontinui,
terarah kepada tujuan. Setiap kegiatan bimbingan merupakan kegiatan yang
berkelanjutan, artinya senantiasa diikuti secara terus menerus sampai sejauh
mana individu telah mencapai tujuan dan penyesuaian diri.
2. Tujuan
Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah
Ø
Tujuan
pelayanan bimbingan bagi murid ialah :
a.
Membantu
murid untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat,
pribadi, hasil belajar searta kesempatan yang ada.
b.
Membantu
proses sosialisai dan sensitivitas kepada kebutuhan orang lain.
c.
Membantu
murid-murid untuk mengembangkan motif instrik dalam belajar, sehingga tercapai
kemajuan pengajaran yang berarti dan bertujuan.
d.
Memberikan
dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan
keterlibatan diri dalam proses pendidikan.
e.
Membantu
di dalam memahami tingkah laku manusia.
f.
Membantu
murid-murid dalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental
dan sosial.
Ø
Tujuan
pelayanan bimbingan bagi sekolah ialah :
a.
Menyusun
dan menyesuaikan data tentang murid yang bermacam-macam
b.
Sebagai
penengah antara saekoalh dan masyarakat
c.
Mengadakan
penelitian tentang murid dan latar belakangnya.
d.
Menyelenggarakan
program testing, baik untuk keperluan seleksi maupun penempatan
e.
Membantu
menyelenggarakan kegiatan penataran bagi para guru dan personil lainnya, yang
berhubungan dengan kegiatan bimbingan.
f.
Menyelenggarakan
penelitian lanjutan terhadap murid-murid yang telah meninggalkan sekolah.
Ø
Tujuan
pelayanan bimbingan bagi Guru ialah :
a.
Membantu
dalam memperoleh perbedaan individual dalam mencapai penyesuaian pendidikan.
b.
Merangkang
dan mendorong penggunaan prosedur dan teknik bimbingan oleh guru-guru dan
seluruh staf.
c.
Membanu
dalam menyesuaikan keunikan individual dengan tuntunan umum sekolah dan
masyarakat.
d.
Membantu
guru dalam hubungan dengan murid-murid.
Ø
Bagi
orang tua murid, pelayanan bimbingan ini bertujuan :
a.
Membantu
orang tua dalam menghadapi masalah-masalah hubungan manusia dalam
keluarga, terutama yang berhubungan dengan murid-murid.
b.
Membantu
dalam memperoleh pengertian tentang masalah murid serta bantuan yang dapat
diperoleh.
c.
Membantu
dalam membina hubungan yang lebih baik antar keluarga dan sekolah.
d.
Membantu
memberikan pengertian terhadap program pendidikan pada umumnya
Demikian tujuan pelayanan bimbingan di sekolah, dan
berhasil tidaknya tergantung dari bagaimana pelaksanaan bimbingan itu sendiri.
BAB III
JENIS-JENIS MASALAH YANG
DIHADAPI INDIVIDU
DAN JENIS-JENIS BIMBINGAN
1. Jenis
–jenis masalah individu
Pada umumnya jenis-jenis masalah yang dihadapi oleh individu, terutama yang dihadapi
murid-murid sekolah sekurang-kurangnya dapat digolongkan menjadi beberapa
masalah, yaitu :
a.
Masalah
pengajaran atau belajar
Dalam hubungan ini
individu merasakan kesulitan dalam menghadapi kegiatan pelajaran. Misalnya pada
acara membagi waktu, memilih materi yang sesuai, mempersiapkan ujian, belajar
sendiri, mengerjakan tugas-tugas dan pekerjaanrumah, dan sebagainya.
b.
Masalah
Pendidikan
Dalam hal ini
individu menghadapi berbagai kesulitan yang berhubungan dengan kegiatan
pendidikan pada umumnya. Ketika anak memasuki sekolah yangbaru ia dihadapkan
pada berbagai masalah, seperti : menyesuaikan diri dengan pelajaran yang baru,
lingkungan sekolah, guru-guru, tata tertib sekolah, cara belajar dan
sebagainya.
c.
Penggunaan
waktu senggang
Masalah ini
dirasakan individu dalam menghadapi waktu-waktu yang luang yang tidak terisi
kegiatan tertentu. Yang menjadi masalah ialah bagaimana cara mengisi waktu-waktu tersebut dengan kegiatan
yang bermanfaat atau produktif, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.
d.
Masalah-masalah
Pribadi
Dalam situasi
tertentu individu dihadapkan pada suatu
kesulitan yang bersumber dari dalam
dirinya. Masalah ini timbul karena individu merasa kurang berhasil dalam
menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari dalam dirinya sendiri.
2.
Jenis-jenis Bimbingan
a.
Bimbingan
Belajar (Instructional Guidance)
Jenis bimbingan ini
memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan kesulitan yang berhubungan
dengan masalah belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah, misalnya dalam
hal :
1)
Mendapatkan
cara belajar yang efisien, baik sendiri maupun kelompok.
2)
Menentukan
cara mempelajari atau menggunakan buku pelajaran.
3)
Menghadapi
kesulitan-kesulitan dalam mata pelajaran tertentu.
4)
Menentukan
pembagian waktu dan perencanaan belajar
5)
Memilih
pelajaran-pelajaran tambahan
b.
Bimbingan
pendidikan (Educational Guidance)
1)
Pengenalan
terhadap situasi pendidikan yang dihadapi.
2)
Pengenalan
terhadap study lanjutan
3)
Perencanaan
pendidikan
4)
Pemilihan
spesialisasi
c.
Bimbingan
dan masalah-masalah pribadi (Personal Guidance)
Jenis bimbingan ini
membantu individu untuk mengatasi masalah yang bersifat pribadi sebagai akibat
kekurang mampuan individu dalam menyesuaikandiri dengan aspek perkembangan,
keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita dan lain-lain. Pada umumnya personil
guidance dengan teknik individual counseling.
BAB IV
TEKNIK-TEKNIK MEMAHAMI MURID
Dalam rangka pelayanan
bimbingan dan penyuluhan di sekolah pengumpulan data tentang murid merupakan
salah satu program dan pelayanan bimbingan. Para pembimbing harus melaksanakan
pelayanan ini sebelum pelayanan yang lain dilaksanakan.
Beberapa teknik pengumpulan
data untuk memahami murid antara lain :
1.
Wawancara
atau interviu
Wawancara merupakan
suatu bentuk pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber
data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog secara lisa, baik langsung
maupun tidak langsung. Wawancara dapat bersifat langsung, yaitu apabila data
yang akan dikumpulkan langsung diperoleh dari individu yang bersangkutan.
Misalnya wawancara dengan murid untuk
memperoleh keterangan mengenai dirinya. Wawancara bersifat tidak langsung, apabila
wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai
orang lain.
2.
Observasi
Observasi merupakan
suatu teknik untuk mengamati secara langsung ataupun tidak langsung terhadap
kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, baik di sekolah maupun di lauir
sekolah. Observasi merupakan suatu teknik yang sederhana dan tidak memerlukan
keahlian yang luar biasa. Observasi dapat dilakukan dengan berencana atau
insidentil. Observasi berencana telah disiapkan secara sistimatis, baik mengenai
waktunya alatnya, maupun aspek-aspek yang akan diobservasi. Sedangkan observasi
insidentil dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Jika observasi
dilakukan dengan cermat, maka kita akan memperoleh data tingkah laku murid yang
lebih obyektif.
3.
Angket
atau Daftar Isian
Angkat merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan
sumber data. Jika wawancara dilakukan dengan komunikasi tersebut dilakukan
secara tertulis. Data yang ingin dikumpulkan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan
secara tertulils, dan responden memberikan jawaban secara tertulis pula.
4.
Test
Hasil Belajar
Cara memperoleh
data hasil belajar dapat dilakukan dengan memberikan test hasil belajar. Cara
ini pada umumnya sudah banyak dilakukan oleh para guru dalam bentuk ulangan,
ujian, atau bentuk evaluasi lainnya. Penyelenggaraan test yang penting ialah
agar test yang dilakukan hendaknya memenuhi persyaratan sebagai evaluasi yang
baik.
5.
Biografi
dan catatan harian
Biografi atau
riwayat hidup dan catatan harian dapat merupakan salah satu teknik untuk
mengumpulkan data tentang murid. Murid disuruh untuk mencatat berbagai kejadian
tentang dirinya baik yang sudah dialami, sedang dialami atau yang masih menjadi
cita-cita. Bentuk yang paling sederhana dalam teknik ini ialah dengan meminta
agar murid membuat karangan yang menyangkut tentang dirinya.
6.
Study
Kasus (Case Study)
Studi kasus
merupakan metode pengumpulan data yang bersifat integratif dan komprehensif.
Integatif artinya menggunakan berbagai teknik pendekatan, dan bersifat
komprehensif artinya data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi
individu secara lengkap. Data yang diperoleh dengan study kasus bermanfaat
dalam menetapkan jenis kesulitan atau masalahyang dialami individu, dan juga
menetapkan jenis bantuan atau bimbingan yang dapat diberikan. Dalam study kasus
data seorang murid diperoleh dari berbagai pihak seperti guru, orang tua,
dokter, psykolog, dan sebagainya.
BAB V
PERLENGKAPAN TATA LAKSANA
BIMBINGAN DAN PENYULUHAN
Untuk dapat terselenggaranya
pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang sebaik-baiknya, maka disamping mempertimbangkan organisasi dan tenaga
personil yang baik, juga perlu adanya perlengkapan bagi terselenggaranya pelayanan
bimbingan. Perlengkapan bimbingan ini harus tersedia agar kegiatan pelayanan dapat terselenggara dengan
baik.
Secara garis besarnya
perlengkapan tata laksana bimbingan dan penyuluhan yang diperlukan di sekolah
meliputi :
1. Perlengkapan
untuk pengumpulan data
Agar pelayanan
program ini dapat berjalan dengan baik, maka kita perlu mempersiapkan alat-alat
atau perlengakapan yang berhubungan dengan itu. Perlengkapan tersebut ialah
alat-alat pengumpul data, yaitu antara lain : pedoman wawancara, pedoman
observasi, angket, daftar isian, blanko laporan study kaus, dan sebagainya.
2. Perlengkapan
penyimpanan data
Data murid yang
telah terkumpul perlu disimpan dengan baik dan sistimatik agar mempermudah jika
sewaktu-waktu diperlukan. Alat penyimpanan data ini dapat bersifat individual
atau bersifat kelompok.
Alat penyimpanan
data ini dapat berupa :
a. Kartu
b. Folders
c. Booklets
d. Cummulative rocord atau buku pribadi
e. Maf
3. Perlengkapan
pelaksanaan bimbingan
Untuk kelancaran
pelaksanaan teknis bimbingan dan penyuluhan, maka perlu dipersiapkan alat-alat
sebagai berikut :
a. Blangko surat, seperti surat panggilan murid, surat
panggilan orang tua, surat panggilanguru dan lain sebagainya.
b. Kartu penyuluhan, yang digunakan untuk mencatat segala
kegiatan dan proses penyuluhan setiap murid.
c. Kartu konsultasi, yang digunakan untuk mencatat kegiatan
dan proses konsultasi baik dengan orang tua atau pihal lain.
d. Daftar Kasus, yang berisi data-data kasus beserta
masalahnya serta jadwal bimbingannya.
e. Catatan bimbingan kelompok, yang digunakan untuk mencatat
kegiatan dan proses bimbingan kelompok.
f. Kotak masalah, yaitu suatu kotak yang disediakan untuk
menampung masalah baik dari murid, guru maupun dari pihak lain. Mereka yang
bermasalah diminta menulis pada selembar kertas yang kemudian dimasukkan dalam
kotak itu.
g. Papan pengumuman, digunakan untuk mengumumkan segala
sesuatu yang dianggap perlu dalam hubungan dengan kegiatan bimbingan.
4.
Perlengkapan
administrasi bimbingan
Untuk kelancara
kegiatan administrasi bimbingan dan penyuluhan perlu dipersiapkan perlengkapan administrasi seperti : alat tulis
menulis, laporan bulanan, laporan mingguan, surat undangan, agenda surat
keluar, arsip surat, catatan kegiatan harian, buku tamu
5.
Perlengkapan
Fisik
Perlengkapan
ruangan yang diperlukan untuk pelaksanaan bimbingan antara lain :
a. Ruang kerja Counselor :
tempat counselor melakukan kegiatan
b. Ruang penyuluhan :
tempat untuk melakukan kegiatan penyuluhan
c. Ruang konsultasi :
tempat untuk kegiatan konsultasi dengan orang tua\
d.
Ruang
informasi : tempat
untuk menyimpan data yang diperlukan
PEMERIKASAAN MENDADAK (RAZIA)
1. Latar
Belakang
Keberadaan MTs Negeri Bangodau di tengah-tengah
masyarakat merupakan cermin peningkatan pendidikan bagi penduduk sekitarnya.
Pengaruh lingkungan yang kuat terhadap perkembangan sikap dan perilaku siswa,
serta pengaruh-pengaruh lain seperti adanya media informasi yang memberikan
pengaruh negatif terhadap pelajar, maka perlu adanya pengawasan terhadap
perkembangan sikap dan perilaku siswa tersebut.
Untuk itu MTs Negeri Bangodua sebagai salah satu jalur
pembinaan dan pengembangan generasi muda memerlukan adanya usaha-usaha
peningkatan pembinaan guna menunjang terciptanya ketahanan madrasah demi
terwujudnya wawasan wiyatamandala. Salah satu usaha untuk mencegah agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka dipandang perlu sesekali waktu
melakukan pemeriksaan mendadak (razia) terhadap apa yang dibawa oleh siswa
maupun melihat secara langsung kepada siswa sejauh mana telah melaksanakan
aturan / tata tertib madrasah, terutama cara berpakaian, penampilan, asesoris
dan lain sebagainya.
2. Dasar
Pelaksanaan
a.
Keputusan
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah DEPDIKBUD Nomor 201/C/Kep/0.86 tentang
Pedoman Pembinaan Kesiswaan.
b.
Undang-undang
nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
c.
Program
kerja Bidang Kesiswaan
3. Maksud
dan Tujuan
Madrasah
sebagai tempat pendidikan perlu menciptakan suasana yang aman, tertib, indah
menyenangkan dan penuh dengan rasa kekeluargaan sehingga tercapai usaha memantapkan wawasan wiyata mandala. Karena
itu tujuan diadakannya pemeriksaan mendadak (razia) adalah :
a.
Agar
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar
b.
Mencegah
sedini mungkin terjadinya perilaku siswa yang menyimpang dari aturan tata
tertib madarasah
c. Mendidik siswa agar membiasakan diri hidup disiplin, taat
hukum dan bertanggung jawab.
4. Sasaran
Sasaran
pemeriksaan mendadak (razia) adalah seluruh siswa. Obyeknya adalah ;
a.
Perlengkapan
/ peralatan
Memeriksa apa yang dibawa siswa ke madrasah, jika
terdapat barang-baran yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan belajar
mengajar, maka untuk sementara waktu diamankan guna proses selanjutnya
b.
Penampilan
dan Cara Berpakaian
Memerika atribut pakaian, ukuran danwarna pakaian, cara
berpakaian, aksesoris yang digunakan, rambut (khusus putra), kaos kaki, dan
sebagainya. Bila terdapat penyimpangan terhdap tata tertib, maka siswa yang
bersangkutan harus diproses lebih lanjut.
5. Waktu
Pelaksanaan
Waktu
pemeriksaan mendadak (razia) dilaksanakan minimal satu kali dalam satu bulan.
Untuk hari, tanggal, bulan dan jam pelaksanaan ditentukan kemudian (lihat situasi kondisi).
6. Petugas
Pelaksana
Agar
pemeriksaan mendadak dapat berjalan efektif, maka pelaksanaan razia perlu
didukung oleh semua pihak yang terkait antara lain :
a.
Petugas
piket
b.
Pembina
OSIS
c.
Guru
BP / BK
d.
Staf
dan Wakil Kepala Sekolah
7. Tindak
Lanjut
Sebagai
tindak lanjut dari hasil pemeriksaan mendadak (razia) ini maka acuan
penyelesaiannya adalah tata tertib madrasah.
8. Penutup
Menyadari
akan pentingnya madrasah sebagai wujud masyarakat belajar dan sebagai salah
satu jalur pembinaan dan pengembangan generasi muda, serta menyadari pula bahwa
masa depan bangsa dan negara terletak diatas pundak generasi muda (pelajar)
maka upaya terpadu dari semua pihak (orang tua, guru, masyarakat dan pemerintah)
diharapkan dapat menumbuh kembangkan generasi muda yang sadar dan bertanggung
jawab terhadap diri sendiri, lingkungan, negara dan bangsa, semoga hal ini
bermanfaat untuk semua pihak.