Rabu, 28 Oktober 2015

SUSUNAN ACARA UPACARA BENDERA SUMPAH PEMUDA



SUSUNAN ACARA

UPACARA PERINGATAN SUMPAH PEMUDA KE 87 TAHUN 2015


1.       Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke- 87  hari rabu tanggal 28 Oktober 2015 siap dimulai.
2.       Masing-masing pemimpin regu menyiapkan pasukannya.
3.       Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara
4.       Penghormatan kepada pemimpin upacara dipimpin oleh pasukan yang paling kanan.
5.       Laporan masing-masing pemimpin regu kepada pemimpin upacara.
6.       Pembina upacara memasuki lapangan upacara
7.       Penghormatan umum kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pemimpin Upacara.
8.       Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara bahwa upacara siap dimulai
9.       Penghormatan kepada bendera merah putih dipimpin oleh pemimpin upacara diiringi lagu Indonesia         Raya
10.  Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Pembina Upacara.
11.  Pembacaan Teks Pembukaan UUD 1945 oleh Petugas.
12.  Pembacaan Teks Sumpah Pemuda oleh Petugas.
13.  Pembacaan Teks Pancasila oleh Pembina Upacara, diikuti oleh seluruh peserta upacara.
14.  Amanat Pembina Upacara.
15.  Menyanyikan lagu “SATU NUSA SATU BANGSA”.
16.  Pembacaan Doa oleh petugas.
17.  Laporan Pemimpin Upacara kepada Pembina Upacara bahwa upacara telah selesai
18.  Penghormatan umum kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pemimpin Upacara.
19.  Pembina upacara berkenan meninggalkan lapangan upacara.
20.  Penghormatan kepada Pemimpin Upacara dipimpin oleh pemimpin pasukan yang paling kanan.
21.  Pemimpin upacara meninggalkan lapangan upacara.
22.  Upacara selesai.
23.  Pengumuman-pengumuman.

TEKS SUMPAH PEMUDA



SUMPAH PEMUDA

KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGAKU BERTUMPAH DARAH SATU, TANAH AIR INDONESIA
KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA, MENGAKU BERBANGSA SATU, BANGSA INDONESIA
KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA BERBAHASA SATU, BAHASA INDONESIA


JAKARTA, 28 OKTOBER 1928

PROGRAM BIMBINGAN KONSELING MTsN BANGODUA KAB.INDRAMAYU








PROGRAM
BIMBINGAN DAN PENYULUHAN
MTs NEGERI ................................................................








 



















DEPARTEMEN AGAMA RI
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BANGODUA
Jl. PU Pengairan No.2 Tukdana Kab. Indramayu 45272 Telp. (0234) 356361


BAB I
LATAR BELAKANG

Pendahuluan

Bab ini membicarakan mengenai latar belakang perlunya dilaksanakan bimbingan dan penyuluhan di sekolah dengan meninjaunya dari aspek sosial kolturil, pendidikan pada umumnya, masalah perkembangan  individu, masalah perbedaan individual, masalah penyesuaian diri, masalah belajar.

1.      Kultural Latar Belakang Sosial
Sekolah yang didalam fungsinya tidak dapat melepaskan diri dari situasi kehidupan masyarkat tentu saja harus membantu murid-muridnya sebagai calon anggota masyarakat. Sekolah harus membantu agar murid-muridnya mamu memecahkan berbagai maslah yang dihadapinya sebagai akibat dari kemajuan-kemajuan sebagaimana dikatakan diatas. Kegiatan kurikuler dan instruksionil merupakah salah satu diantara kegiatan yang diberikan oleh sekolah terhdap murid-muridnya. Namun disamping itu sekolah hendaknya membantu seara pribadi kepada murid-murid untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Dalam situasi inilah Bimbingan dan Penyuluhan akan terasa diperlukan sebagai suatu bentuk dan pelayanan sekolah kepada pribadi murid-murid.

2.      Latar Belakang Pendidikan

Proses pendidikan dapat bersifat formil dan dapat informil. Pendidikan formil lazimnya yang diberikan di sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan lainnya yang bersifat formil, dan pendidikan yang informil yaitu pendidikan yang diberikan di dalam lingkungan keluarga dan lingkungan lain yang sifatnya informil di luar sekolah dankeluarga masih terdapat satu jenis pendidikan lagi, yaitu yang disebut pendidikan non-formil.
Ruang lingkup proses pendidikan di sekolah sekurang-kurangnya akan meliputi tiga bidang kegiatan, yaitu :
1)      Bidang pengajaran dan kurikuler
2)      Bidang administratif dan kepemimpinan
3)      Bidang pembinaan pribadi murid

3.      Latar Belakang Psikologis
a.       Masalah perkembangan individu
Sekolah merupakan salah satu bentuk lingkungan yang bertanggung jawab dalam memberikan asuhan terhdap proses perkembangan individu. Bimbingan dan penyuluhan akan merupakan bantuan kepada individu di dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan tingkat perkembangannya.
b.      Masalah perbedaan individual
Beberapa perbedaan individu yang harus mendapat perhatian adalah antara lain :
a)      Perbedaan dalam kecerdasan (inteligensi)
b)      Perbedaan dalam kecakapan
c)      Perbedaan dalam hasil belajar
d)     Perbedaan dalam bakat
e)      Perbedaan dalam sikap
f)       Perbedaan dalam kebiasaan
g)      Perbedaan dalam pengetahuan
h)      Perbedaan dalam kepribadian
i)        Perbedaan dalam cita-cita
j)        Perbedaan dalam kebutuhan
k)      Perbedaan dalam minat
l)        Perbedaan dalam pola-pola dan temp perkembangan
m)    Perbedaan dalam ciri-ciri jasmaniyah
n)      Perbedaan dalam latar belaang lingkungan

c.       Masalah kebutuhan individu
Pada umumnya dikenal ada dua jenis kebutuhan pada diri individu, yaitu kebutuhan biologi dan kebutuhan sosial. Beberapa diantara kebutuhan anak yang harus kita perhatikan adalah :
1)      Kebutuhan memperoleh kasih sayang
2)      Kebutuhan memperoleh harga diri
3)      Kebutuhan untuk memperoleh penghargaan yang sama dengan orang lain
4)      Kebutuhan ingin dikenal
5)      Kebutuhan memperoleh prestasi dan posisi
6)      Kebutuhan merasa dibutuhkan orang lain
7)      Kebutuhan merasa bagian dari kelompok
8)      Kebutuhan rasa aman dan perlindungan diri
9)      Kebutuhan untuk memperoleh kemerdekaan diri

d.      Masalah penyesuaian diri dan kelainan ringkah laku
Dalam hal ini sekolah hendaknya memberikan bantaun agar setiap murid dapat menyesuaian dirinya dengan baik dan terhindar dari timbulnya gejala-gejala maladjusment. Sekolah hendaknya menempatkan diri sebagai suatu lingkungan yang memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk tercapainya penyesuaian diri yang baik

e.       Masalah belajar
Sekolah tentu saja mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu murid-murid agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada murid-murid dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dari kegiatan belajar. Disinilah penting dan perlunya Bimbingan dan Penyuluhan, yaitu untuk membantu murid-murid agar mereka berhasil dalam belajar.


BAB II
PENGERTIAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN


1.      Arti Bimbingan dan Penyuluhan

Bimbingan  dan penyuluhan merupakan terjemahan dari istilah Guidance & Counseling dalam bahasa Inggris. Sesuai dengan istilahnya maka bimbingan dapat diartikan secara umum sebagai suatu bantuan atau tuntutan. Namun untuk sampai kepada pengertian yang sebenarnya kita harus ingat bahwa tidak semua bantuan atau tuntunan dapat diartikansebagai guidance (bimbingan) . misalnya jika seorang guru membisikan jawaban suatu soal ujian pada waktu ujian agar muridnya lulus, tentu bantuan semacam itu bukan bantuan yang dimaksud dengan bimbingan. Jadi bentuk bantuan bimbingan tersebut membutuhkan syarat tertentu, prosedur tertentu, pelaksanaan tertentu dan sistimatik sertadasar dan tujuan tertentu.

Bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan (Contiuous Process). Hal ini mengandung arti bahwa kegiatan bimbingan bukan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara kebetulan, insidentil, sewaktu-waktu, tidak disengaja, asal saja dan saebagainya, melainkan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistimatis, sengaja, berencana, kontinui, terarah kepada tujuan. Setiap kegiatan bimbingan merupakan kegiatan yang berkelanjutan, artinya senantiasa diikuti secara terus menerus sampai sejauh mana individu telah mencapai tujuan dan penyesuaian diri.

2.      Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah

Ø  Tujuan pelayanan bimbingan bagi murid ialah :
a.       Membantu murid untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar searta kesempatan yang ada.
b.      Membantu proses sosialisai dan sensitivitas kepada kebutuhan orang lain.
c.       Membantu murid-murid untuk mengembangkan motif instrik dalam belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti dan bertujuan.
d.      Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan.
e.       Membantu di dalam memahami tingkah laku manusia.
f.       Membantu murid-murid dalam kehidupan yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental dan sosial.

Ø  Tujuan pelayanan bimbingan bagi sekolah ialah  :
a.       Menyusun dan menyesuaikan data tentang murid yang bermacam-macam
b.      Sebagai penengah antara saekoalh dan masyarakat
c.       Mengadakan penelitian tentang murid dan latar belakangnya.
d.      Menyelenggarakan program testing, baik untuk keperluan seleksi maupun penempatan
e.       Membantu menyelenggarakan kegiatan penataran bagi para guru dan personil lainnya, yang berhubungan dengan kegiatan bimbingan.
f.       Menyelenggarakan penelitian lanjutan terhadap murid-murid yang telah meninggalkan sekolah.

Ø  Tujuan pelayanan bimbingan bagi Guru ialah :
a.       Membantu dalam memperoleh perbedaan individual dalam mencapai penyesuaian pendidikan.
b.      Merangkang dan mendorong penggunaan prosedur dan teknik bimbingan oleh guru-guru dan seluruh staf.
c.       Membanu dalam menyesuaikan keunikan individual dengan tuntunan umum sekolah dan masyarakat.
d.      Membantu guru dalam hubungan dengan murid-murid.

Ø  Bagi orang tua murid, pelayanan bimbingan ini bertujuan :
a.       Membantu orang tua dalam menghadapi  masalah-masalah hubungan manusia dalam keluarga, terutama yang berhubungan dengan murid-murid.
b.      Membantu dalam memperoleh pengertian tentang masalah murid serta bantuan yang dapat diperoleh.
c.       Membantu dalam membina hubungan yang lebih baik antar keluarga dan sekolah.
d.      Membantu memberikan pengertian terhadap program pendidikan pada umumnya

Demikian tujuan pelayanan bimbingan di sekolah, dan berhasil tidaknya tergantung dari bagaimana pelaksanaan bimbingan itu sendiri.





BAB III
JENIS-JENIS MASALAH YANG DIHADAPI INDIVIDU
DAN JENIS-JENIS BIMBINGAN


1.      Jenis –jenis masalah individu

Pada umumnya jenis-jenis masalah yang dihadapi  oleh individu, terutama yang dihadapi murid-murid sekolah sekurang-kurangnya dapat digolongkan menjadi beberapa masalah, yaitu :

a.       Masalah pengajaran atau belajar
Dalam hubungan ini individu merasakan kesulitan dalam menghadapi kegiatan pelajaran. Misalnya pada acara membagi waktu, memilih materi yang sesuai, mempersiapkan ujian, belajar sendiri, mengerjakan tugas-tugas dan pekerjaanrumah, dan sebagainya.

b.      Masalah Pendidikan
Dalam hal ini individu menghadapi berbagai kesulitan yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan pada umumnya. Ketika anak memasuki sekolah yangbaru ia dihadapkan pada berbagai masalah, seperti : menyesuaikan diri dengan pelajaran yang baru, lingkungan sekolah, guru-guru, tata tertib sekolah, cara belajar dan sebagainya.

c.       Penggunaan waktu senggang
Masalah ini dirasakan individu dalam menghadapi waktu-waktu yang luang yang tidak terisi kegiatan tertentu. Yang menjadi masalah ialah bagaimana cara  mengisi waktu-waktu tersebut dengan kegiatan yang bermanfaat atau produktif, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.

d.      Masalah-masalah Pribadi
Dalam situasi tertentu individu dihadapkan  pada suatu kesulitan  yang bersumber dari dalam dirinya. Masalah ini timbul karena individu merasa kurang berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal-hal dari dalam dirinya sendiri.

2.      Jenis-jenis Bimbingan

a.       Bimbingan Belajar (Instructional Guidance)
Jenis bimbingan ini memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah, misalnya dalam hal :
1)      Mendapatkan cara belajar yang efisien, baik sendiri maupun kelompok.
2)      Menentukan cara mempelajari atau menggunakan buku pelajaran.
3)      Menghadapi kesulitan-kesulitan dalam mata pelajaran tertentu.
4)      Menentukan pembagian waktu dan perencanaan belajar
5)      Memilih pelajaran-pelajaran tambahan




b.      Bimbingan pendidikan (Educational Guidance)
1)      Pengenalan terhadap situasi pendidikan yang dihadapi.
2)      Pengenalan terhadap study lanjutan
3)      Perencanaan pendidikan
4)      Pemilihan spesialisasi

c.       Bimbingan dan masalah-masalah pribadi (Personal Guidance)
Jenis bimbingan ini membantu individu untuk mengatasi masalah yang bersifat pribadi sebagai akibat kekurang mampuan individu dalam menyesuaikandiri dengan aspek perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita dan lain-lain. Pada umumnya personil guidance dengan teknik individual counseling.





BAB IV
TEKNIK-TEKNIK MEMAHAMI MURID


Dalam rangka pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah pengumpulan data tentang murid merupakan salah satu program dan pelayanan bimbingan. Para pembimbing harus melaksanakan pelayanan ini sebelum pelayanan yang lain dilaksanakan.

Beberapa teknik pengumpulan data untuk memahami murid antara lain :

1.      Wawancara atau interviu
Wawancara merupakan suatu bentuk pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog secara lisa, baik langsung maupun tidak langsung. Wawancara dapat bersifat langsung, yaitu apabila data yang akan dikumpulkan langsung diperoleh dari individu yang bersangkutan. Misalnya wawancara dengan murid  untuk memperoleh keterangan mengenai dirinya. Wawancara bersifat tidak langsung, apabila wawancara yang dilakukan dengan seseorang untuk memperoleh keterangan mengenai orang lain.

2.      Observasi
Observasi merupakan suatu teknik untuk mengamati secara langsung ataupun tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, baik di sekolah maupun di lauir sekolah. Observasi merupakan suatu teknik yang sederhana dan tidak memerlukan keahlian yang luar biasa. Observasi dapat dilakukan dengan berencana atau insidentil. Observasi berencana telah disiapkan secara sistimatis, baik mengenai waktunya alatnya, maupun aspek-aspek yang akan diobservasi. Sedangkan observasi insidentil dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Jika observasi dilakukan dengan cermat, maka kita akan memperoleh data tingkah laku murid yang lebih obyektif.

3.      Angket atau Daftar Isian
Angkat merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Jika wawancara dilakukan dengan komunikasi tersebut dilakukan secara tertulis. Data yang ingin dikumpulkan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan secara tertulils, dan responden memberikan jawaban secara tertulis pula.

4.      Test Hasil Belajar
Cara memperoleh data hasil belajar dapat dilakukan dengan memberikan test hasil belajar. Cara ini pada umumnya sudah banyak dilakukan oleh para guru dalam bentuk ulangan, ujian, atau bentuk evaluasi lainnya. Penyelenggaraan test yang penting ialah agar test yang dilakukan hendaknya memenuhi persyaratan sebagai evaluasi yang baik.

5.      Biografi dan catatan harian
Biografi atau riwayat hidup dan catatan harian dapat merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data tentang murid. Murid disuruh untuk mencatat berbagai kejadian tentang dirinya baik yang sudah dialami, sedang dialami atau yang masih menjadi cita-cita. Bentuk yang paling sederhana dalam teknik ini ialah dengan meminta agar murid membuat karangan yang menyangkut tentang dirinya.



6.      Study Kasus (Case Study)
Studi kasus merupakan metode pengumpulan data yang bersifat integratif dan komprehensif. Integatif  artinya menggunakan  berbagai teknik pendekatan, dan bersifat komprehensif artinya data yang dikumpulkan meliputi seluruh aspek pribadi individu secara lengkap. Data yang diperoleh dengan study kasus bermanfaat dalam menetapkan jenis kesulitan atau masalahyang dialami individu, dan juga menetapkan jenis bantuan atau bimbingan yang dapat diberikan. Dalam study kasus data seorang murid diperoleh dari berbagai pihak seperti guru, orang tua, dokter, psykolog, dan sebagainya.







BAB V
PERLENGKAPAN TATA LAKSANA BIMBINGAN DAN PENYULUHAN

Untuk dapat terselenggaranya pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang sebaik-baiknya, maka disamping  mempertimbangkan organisasi dan tenaga personil yang baik, juga perlu adanya perlengkapan bagi terselenggaranya pelayanan bimbingan. Perlengkapan bimbingan ini harus tersedia agar  kegiatan pelayanan dapat terselenggara dengan baik.
Secara garis besarnya perlengkapan tata laksana bimbingan dan penyuluhan yang diperlukan di sekolah meliputi :

1.      Perlengkapan untuk pengumpulan data
Agar pelayanan program ini dapat berjalan dengan baik, maka kita perlu mempersiapkan alat-alat atau perlengakapan yang berhubungan dengan itu. Perlengkapan tersebut ialah alat-alat pengumpul data, yaitu antara lain : pedoman wawancara, pedoman observasi, angket, daftar isian, blanko laporan study kaus, dan sebagainya.

2.      Perlengkapan penyimpanan data
Data murid yang telah terkumpul perlu disimpan dengan baik dan sistimatik agar mempermudah jika sewaktu-waktu diperlukan. Alat penyimpanan data ini dapat bersifat individual atau bersifat kelompok.
Alat penyimpanan data ini dapat berupa :
a.       Kartu
b.      Folders
c.       Booklets
d.      Cummulative rocord atau buku pribadi
e.       Maf

3.      Perlengkapan pelaksanaan bimbingan
Untuk kelancaran pelaksanaan teknis bimbingan dan penyuluhan, maka perlu dipersiapkan alat-alat sebagai berikut :
a.       Blangko surat, seperti surat panggilan murid, surat panggilan orang tua, surat panggilanguru dan lain sebagainya.
b.      Kartu penyuluhan, yang digunakan untuk mencatat segala kegiatan dan proses penyuluhan setiap murid.
c.       Kartu konsultasi, yang digunakan untuk mencatat kegiatan dan proses konsultasi baik dengan orang tua atau pihal  lain.
d.      Daftar Kasus, yang berisi data-data kasus beserta masalahnya serta jadwal bimbingannya.
e.       Catatan bimbingan kelompok, yang digunakan untuk mencatat kegiatan dan proses bimbingan kelompok.
f.       Kotak masalah, yaitu suatu kotak yang disediakan untuk menampung masalah baik dari murid, guru maupun dari pihak lain. Mereka yang bermasalah diminta menulis pada selembar kertas yang kemudian dimasukkan dalam kotak itu.
g.      Papan pengumuman, digunakan untuk mengumumkan segala sesuatu yang dianggap perlu dalam hubungan dengan kegiatan bimbingan.





4.      Perlengkapan administrasi bimbingan
Untuk kelancara kegiatan administrasi bimbingan dan penyuluhan perlu dipersiapkan  perlengkapan administrasi seperti : alat tulis menulis, laporan bulanan, laporan mingguan, surat undangan, agenda surat keluar, arsip surat, catatan kegiatan harian, buku tamu

5.      Perlengkapan Fisik
Perlengkapan ruangan yang diperlukan untuk pelaksanaan bimbingan antara lain :
a.       Ruang kerja Counselor            : tempat counselor melakukan kegiatan
b.      Ruang penyuluhan                  : tempat untuk melakukan kegiatan penyuluhan
c.       Ruang konsultasi                     : tempat untuk kegiatan konsultasi dengan orang tua\
d.      Ruang informasi                      : tempat untuk menyimpan data yang diperlukan






PEMERIKASAAN MENDADAK (RAZIA)


1.      Latar Belakang

Keberadaan MTs Negeri Bangodau di tengah-tengah masyarakat merupakan cermin peningkatan pendidikan bagi penduduk sekitarnya. Pengaruh lingkungan yang kuat terhadap perkembangan sikap dan perilaku siswa, serta pengaruh-pengaruh lain seperti adanya media informasi yang memberikan pengaruh negatif terhadap pelajar, maka perlu adanya pengawasan terhadap perkembangan sikap dan perilaku siswa tersebut.
Untuk itu MTs Negeri Bangodua sebagai salah satu jalur pembinaan dan pengembangan generasi muda memerlukan adanya usaha-usaha peningkatan pembinaan guna menunjang terciptanya ketahanan madrasah demi terwujudnya wawasan wiyatamandala. Salah satu usaha untuk mencegah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka dipandang perlu sesekali waktu melakukan pemeriksaan mendadak (razia) terhadap apa yang dibawa oleh siswa maupun melihat secara langsung kepada siswa sejauh mana telah melaksanakan aturan / tata tertib madrasah, terutama cara berpakaian, penampilan, asesoris dan lain sebagainya.

2.      Dasar Pelaksanaan
a.       Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah DEPDIKBUD Nomor 201/C/Kep/0.86 tentang Pedoman Pembinaan Kesiswaan.
b.      Undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
c.       Program kerja Bidang Kesiswaan

3.      Maksud dan Tujuan
Madrasah sebagai tempat pendidikan perlu menciptakan suasana yang aman, tertib, indah menyenangkan dan penuh dengan rasa kekeluargaan sehingga tercapai usaha  memantapkan wawasan wiyata mandala. Karena itu tujuan diadakannya pemeriksaan mendadak (razia) adalah :
a.       Agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar
b.      Mencegah sedini mungkin terjadinya perilaku siswa yang menyimpang dari aturan tata tertib madarasah
c.       Mendidik siswa agar membiasakan diri hidup disiplin, taat hukum dan bertanggung jawab.



4.      Sasaran
Sasaran pemeriksaan mendadak (razia) adalah seluruh siswa. Obyeknya adalah ;
a.       Perlengkapan / peralatan
Memeriksa apa yang dibawa siswa ke madrasah, jika terdapat barang-baran yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, maka untuk sementara waktu diamankan guna proses selanjutnya
b.      Penampilan dan Cara Berpakaian
Memerika atribut pakaian, ukuran danwarna pakaian, cara berpakaian, aksesoris yang digunakan, rambut (khusus putra), kaos kaki, dan sebagainya. Bila terdapat penyimpangan terhdap tata tertib, maka siswa yang bersangkutan harus diproses lebih lanjut.

5.      Waktu Pelaksanaan
Waktu pemeriksaan mendadak (razia) dilaksanakan minimal satu kali dalam satu bulan. Untuk hari, tanggal, bulan dan jam pelaksanaan ditentukan kemudian  (lihat situasi kondisi).

6.      Petugas Pelaksana
Agar pemeriksaan mendadak dapat berjalan efektif, maka pelaksanaan razia perlu didukung oleh semua pihak yang terkait antara lain :
a.       Petugas piket
b.      Pembina OSIS
c.       Guru BP / BK
d.      Staf dan Wakil Kepala Sekolah

7.      Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut dari hasil pemeriksaan mendadak (razia) ini maka acuan penyelesaiannya adalah tata tertib madrasah.

8.      Penutup
Menyadari akan pentingnya madrasah sebagai wujud masyarakat belajar dan sebagai salah satu jalur pembinaan dan pengembangan generasi muda, serta menyadari pula bahwa masa depan bangsa dan negara terletak diatas pundak generasi muda (pelajar) maka upaya terpadu dari semua pihak (orang tua, guru, masyarakat dan pemerintah) diharapkan dapat menumbuh kembangkan generasi muda yang sadar dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri, lingkungan, negara dan bangsa, semoga hal ini bermanfaat untuk semua pihak.